Sarasamuscaya (Bab XXIII) : Tirthayatra
- Adalah orang yang seperti ini perilakunya: tidak kerasukan hati marah, tapi mencintai kebenaran, tetap teguh pada brata (keercayaan atas dirinya); kasih sayang terhadap segala makhluk, karena tidak berbeda dengan dirinya segala makhluk hidup itu pada perasaannya; orang yang demikian perilakunya, pahala tirthayatra; orang yang demikian perilakunya, pahala tirthayatra diperolehnya kelak kemudian; tirthayatra diperolehnya kelak kemudian; tirthayatra maksudnya pergi berkeliling dengan niat mengunjungi tempat-tempat suci.
- Berikut inilah malapetaka orang yang tidak mengunjungi tempat-tempat suci, adalah orang yang seperti ini keadaannya tidak berpuasa selama tiga malam berturut-turut, tidak mandi di tempat suci, tidak memberikan sedekah emas, sedekah lembu; orang yang demikian keadaan, adalah orang yang sangat miskin.
- Sebab keutamaan tirthayatra itu, amat suci, lebih utama daripada pensucian dengan yadnya; tirthayatra (kunjungan ke tempat-tempat suci) dapat dilakukan oleh si miskin.
Dharma Yatra mempunyai pengertian yang hampir sama dengan Tirta Yatra yakni usaha untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran Agama Hindu melalui kunjungan persembahyangan ketempat-tempat suci / patirtan baik yang bertempat di pegunungan atau di tepi pantai.
Tujuanya guna meningkatkan kesucian pribadi serta peningkatan seradha kepada Tuhan Yang Maha Esa/Hyang Widhi Wasa, melihat/ memperluas cakrawala memandang keagungan-Nya, mengagumi alam semesta dan ciptaannya sehingga semakin teguh untuk mengamalkan ajaran dharma.
Dharma Yatra sangat baik dilakukan pada hari-hari raya keagamaan atau upacara-upacara persembahyangan pada pura atau tempat suci.
Dapat juga dilaksanakan pada hari-hari libur sekolah sambil melaksanakan persembahyangan dan praktik yoga semadi.